Sabtu, 23 Oktober 2010

ISARAT dari langit SENJA

Tertelungkup di ujung kabut senja
Menuai hampa yang tersemai di antara liukan pesona semu
Hendak mencuri lembayung yang tersapu mega
Mengurai seutas senyum yang enggan menebar
Karna kerut-kerut lunglai pun menjuntai jua tuk menahannya....
Tatapan yang menembus binarnya langit jingga
Hendak memanah semburat di ufuk barat
yang semakin tenggelam ditelan oleh punggung pegunungan
adakah yang melebihi kecepatan sorotan kedua bola mata?


Fatamorgana masih terang mengelabuhi
Pada ribuan pasang mata yang menatap tanpa sengaja
Nanar... dan nanar kedua mata ini....
hingga terabaikan sama sekali oleh kesadaran

Jiwaku masih bersenandung ngilu.....
Bercerita tentang mentari esok hari,
Tentang bintang yang bergelayut di kegelapan penuh merayu rindu
Dengan kesenduan yang mendayu tiada henti
Biarkanlah..............
Nyanyian jiwa sunyi mencoba memberi
Dan esok pun akan kusemai lagi seperti sebelumnya
Mengulang kembali kebosanan

Ayolah.........
Masih lemah juga........

Tidak!!
Bukankah lembaran kemaren tlah kututup?
Bagaimanapun, mentari esok tetap muncul kembali
Meski waktu tetap menjadi misteri tak terperi
Lembayung senja akan terus berpesta pora sesukanya
Membawakan energi jiwa alam semesta
Menebarkan mimpi melalui sunyi terpekat sekalipun
Hingga fajar keceriaan pun mengurai indahnya mimpi
Karena esok adalah kenyataan
Dan aku tahu, kebahagiaan sudah menanti
Bagi siapapun yang menatap penuh optimis

Tidak ada komentar: