Sabtu, 09 Oktober 2010

Pesan di Tengah Malam

Ia membangunkanku di antara buaian mimpi
ia mengingatkanku untuk bermunajat kepada-Nya
pada tengah malam lalu, dua malam berikutnya
dua atau tiga malam berikutnya lagi
dan terkadang sekedar nanya “pa kabar, al?”

kemudian mengucapkan “Met beristirahat”
berhari kemudian dia menghilang tanpa “pesan”
ah, ada yang berdesir di hatiku
kukembangkan senyum kecil di bibir, saat membacanya
dia terasa dekat di hati
walau kadang terbersit tanya “mengapa?”
kugigit bibirku menahan pedih
ku hanya berharap semoga itu tak lekas berlalu...
antara bahagia dan sedih membaur
meskipun bibir mungil ini tak sanggup berucap
bisikan hati “terima kasih, abang!” menjelma dalam do’a malamku
setiap malam kuberharap ia menyapaku lagi
ah, kenapa sih denganku?
maafkan aku, abang.
kini, tak kan pernah kudapati dia lagi di tengah malam sunyi
di saat bintang-bintang bertengger gagah di kelamnya langit hitam
aku takut kehilangan hatinya untukku
oh, Tuhan…… mengapa aku emosional begini?
Tapi dia jauh...di ujung barat..
tak pernah aku sesedih ini….
ijinkan aku sekedar menyampaikan keresahan ini
biarkan dia tetap memberikan kenyamanan ini
meski kini tinggal kenangan...
aku masih berdo'a untuknya....
jika ku merindukannya, kuberharap ada bintang paling terang di tengah malam
saat itulah kau seolah hadir menemaniku
ijinkanku sekedar menyampaikan
aku sangat merindukanmu

Tidak ada komentar: